Kaderisasi Sanadd Santri Assyfa
Ucapan Terimakasih Guru Bersanad Di YouTube
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Dan apabila dibacakan al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raf : 204)
Pada dasarnya, untuk mendapatkan ijazah Al-Qur’an seseorang harus menyimak dan membaca Al-Qur’an sampai khatam kepada seorang guru yang mutqin (sangat lancari dan kuat hafalannya). Namun ada pula ijazah Al-Qur’an yang diberikan kepada seseorang yang hanya membaca sebagian ayat Al-Qur’an, bahkan ada yang hanya melalui uji kompetensi dalam bidang Al-Qur’an dengan beberapa syarat tertentu.
Secara bahasa, ijazah berarti legalitas atau putusan, sedangkan dalam ranah ilmu Al-Qur’an adalah sebuah persaksian atau pengakuan dari seorang mujiz (guru yang memberikan ijazah) kepada seorang mujaz (yang mendapatkan ijazah) atas keahliannya dalam bidang Al-Qur’an, seperti hafal Al-Qur’an, memiliki kapasitas keilmuan dan bacaan Al-Qur’an yang baik serta memiliki kecakapan dan keahlian dalam mengajarkan Al-Qur’an.
Pada masa Nabi, pemberian ijazah telah dijumpai, bahkan dilakukan oleh Nabi kepada sebagian sahabat seperti Abdullah bin Mas’ud, Salim, Muadz, dan Ubay bin Ka’ab. Nabi bersabda:
Artinya: “Ambillah Al-Qur’an dari mereka; dari Abdullah bin Mas’ud, Salim, Muadz bin Jabal dan Ubay bin Ka’ab”.
Dalam bidang Al-Qur’an, mencari ijazah yang bersambung kepada Nabi Muhammad ﷺ merupakan suatu hal yang terpuji. Pada masa dahulu, banyak para ulama yang pergi ke suatu negara dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah ijazah dari seorang guru.
Begitupun Santri Assyfa, mereka terus gigih berjuang dan terus memantaskan diri untuk mendapatkan Sanad Al-Quran, agar selain memiliki ilmu mumpuni dalam menjaga Quran sekaligus mampu menjadi generasi yang meneruskan pesan Quran dan mendampingi masyarakat lebih luas.
Posting Komentar untuk "Kaderisasi Sanadd Santri Assyfa"
Posting Komentar